Suatu ketika. Kapak, gergaji , palu dan nyala api, sedang mengadakan perjalanan bersama.
Disuatu t4, perjalanan mereka berhenti karena terdapat sepotong besi baja yang tergeletak menghalangi jalanan, merekapun berusaha menyingkirkan baja itu, dengan kekuatan masing- masing. “Ah, itu bisa kusingkirkan”, kata kapak dengan sombongnya. Lalu pukulan2 kerasnya, sekali mengantam baja yang kuat dan keras itu, tapi tiap bacokan, hanya membuat kapak itu lebih tumpul sendiri sampai ia berhenti. melihat hal itu sang gergaji pun turun tangan. “ya sudah, sini biar aku yang urus, masa’ menyingkirkan hal itu saja kamu tidak bisa”, kata gergaji. Lalu dengan gigi2 yang tajam tanpa perasaan iapun mulai menggergaji, tapi seperti halnya kapak. Ia pun juga kecewa. Semua gigi2nya menjadi tumpul dan rontok. Melihat dua teman nya yang tidak sanggup menyingkirkan baja itu, sekarang giliran palu yang angkat bicara. “apa ku bilang, kalian tidak akan bisa menyelesaikan masalah ini, kekuatan kalian bukan apa2 disini, lihat kekuatanku aku akan tunjukan caranya pada kalian, lihat ya”. Tapi baru sekali saja ia memukul kepalanya terpental sendiri dan baja tetap saja tidak berubah. Setelah ketiganya menyerah, sekarang nyala api yang dari tadi diam mulai bersuara. “teman2, boleh aku mencoba”, tanya nyala api. Ketiga temannya mengangguk, kemudian ia pun melingkarkan diri dengn lembut menggeluti dan memeluknya erat tanpa melepaskannya, hingga akhirnya baja yang keras itupun meleleh menjadi cair.
Kesimpulan:
- Ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan kemurkaan dan amukan kemarahan demi harga diri, tapi jarang ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang sangat hangat. Betapa arif dan bijak ada dalam sebuah kelembutan dan kehangatan. Seperti api mencairkan hati yang dingin.
downloadPDF WORD
Disuatu t4, perjalanan mereka berhenti karena terdapat sepotong besi baja yang tergeletak menghalangi jalanan, merekapun berusaha menyingkirkan baja itu, dengan kekuatan masing- masing. “Ah, itu bisa kusingkirkan”, kata kapak dengan sombongnya. Lalu pukulan2 kerasnya, sekali mengantam baja yang kuat dan keras itu, tapi tiap bacokan, hanya membuat kapak itu lebih tumpul sendiri sampai ia berhenti. melihat hal itu sang gergaji pun turun tangan. “ya sudah, sini biar aku yang urus, masa’ menyingkirkan hal itu saja kamu tidak bisa”, kata gergaji. Lalu dengan gigi2 yang tajam tanpa perasaan iapun mulai menggergaji, tapi seperti halnya kapak. Ia pun juga kecewa. Semua gigi2nya menjadi tumpul dan rontok. Melihat dua teman nya yang tidak sanggup menyingkirkan baja itu, sekarang giliran palu yang angkat bicara. “apa ku bilang, kalian tidak akan bisa menyelesaikan masalah ini, kekuatan kalian bukan apa2 disini, lihat kekuatanku aku akan tunjukan caranya pada kalian, lihat ya”. Tapi baru sekali saja ia memukul kepalanya terpental sendiri dan baja tetap saja tidak berubah. Setelah ketiganya menyerah, sekarang nyala api yang dari tadi diam mulai bersuara. “teman2, boleh aku mencoba”, tanya nyala api. Ketiga temannya mengangguk, kemudian ia pun melingkarkan diri dengn lembut menggeluti dan memeluknya erat tanpa melepaskannya, hingga akhirnya baja yang keras itupun meleleh menjadi cair.
Kesimpulan:
- Ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan kemurkaan dan amukan kemarahan demi harga diri, tapi jarang ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang sangat hangat. Betapa arif dan bijak ada dalam sebuah kelembutan dan kehangatan. Seperti api mencairkan hati yang dingin.
downloadPDF WORD
No comments:
Post a Comment