(resonansi jiwa)Cinta dan Waktu

Alkisah disuatu pulau kecil, tinggalah berbagai macam benda2 abstrak, ada cinta, kesedihan. Kekayaan, kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik, namun suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil  itu, dan air laut tiba2 naik dan akan menenggelamkan pulau tersebut. Semua penghuni mulai cepat2 berusaha menyelamatkan diri masing2. Cinta sangat kebingungan, sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu, ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan sementara itu air makin naik membasahi kaki cinta, tidak lama kemudian cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu, “kekayaaaaaan, kekayaaaaaAAn, tolonglah aku”, teriak cinta, aduh maaf cinta. Perahuku telah penuh dngn harta bendaku, aku tidak dapat membawa mu, nanti perahu ku tenggelam, lagi pula tak ada t4 lagi bagi mu di perahu ini, kata kekayaan. Lalu kekayaan cepat2 mengayuh perahunya pergi, cinta sedih sekali. Namun kemudian dilihatnya kegembraan lewat dengan perahunya, “kegembiraan tolong aku”, teriak cinta, namun kegembiraan terlalu gembira karena ia telah menemukan perahu sehingga ia tidak mendengar teriakan cinta, air semakin tinggi membasahi cinta sampai ke pinggang dan cinta semakin panik, tidak lama kemudian lewatlah kecantikan,” kecantikan bawalah aku bersamamu”, pinta cinta, wah cinta lihatlah kamu basah dan kotor aku tidak  bisa membawamu ikut, nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini, sahut kecantikan. Cinta sedih sekali mendengarnya, ia mulai menangis terisak2. Saat itu lewatlah kesedihan, wahai kesedihan bawalah aku bersamamu, cinta meminta untuk ikut serta, “maaf cinta aku sedang sedih, dan aku ingin sendirian saja”, kata kesedihan sambil terus mengayuh perahunya, cinta putus asa ia merasa air makin naik dan akan menenggelamkannnya, pada saat kritis itulah tiba2 terdengar suara, “cinta mari cepat naik ke perahu ku”, cinta menoleh kearah suara tersebut dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat2 cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya dipulau terdekat, orang tua itu menurunkan cinta dan segera pergi. pada saat itu barulah cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang mnyelamatkannya, cinta segera menanyakan kepada seorang penduduk di pulau tersebut. Siapa sebenarnya orang tua tadi. “Pak, siapakah orang tua yang tadi” tanya cinta, “owh, orang tua tadi dia adalah sang waktu”, jawab penduduk,  tapi mengapa ia menyelamatkanku, aku tidak mengenalnya, bahkan teman2 yang mengenalkupun enggan menolong ku. Cinta heran, dan penduduk itupun menjawab, “hanya waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu!!!.

downloadWORD PDF

No comments:

Post a Comment